BOARDING SCHOOL TERBAIK KE 2 NASIONAL

Kamis, 15 Juli 2010

Kegiatan Sosial Darul 'Amal


Ash-Habuddar

adalah kata lain dari pengelolaan anak asuh, yang sejak awal berdirinya Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Darul ‘Amal telah dijadikan Unit satuan Upaya yang sangat berperan penting, dan merupakan ciri khas yang utama yang dikenal luas oleh seluruh masyarakat khususnya di Wilayah Selatan Kabupaten Sukabumi. Terutama sangat dikenal oleh peserta didik/ santri dari keluarga yang menyandang status yatim dan dhu’afa yang berada di Kecamatan Jampangkulon, Kecamatan Cimanggu, Kecamatan Kalibunder, Kecamatan Waluran, Kecamatan Ciemas, Kecamatan Ciracap, Kecamatan Surade, Kecamatan Cibitung, Kecamatan Tegal Buleud, Kecamatan Simpenan, Kecamatan Palabuhan ratu dan kecamatan lainnya. Belum lagi peserta didik/Santri yatim dan dhua’fa dari Jakarta, Bekasi, Banten, Jawa tengah dan daerah lainnya.

Adanya lembaga ini, tidak terlepas dari cita-cita dan cerminan hidup yang telah dirasakan oleh Bapak DR. H. Umay MA. Dja’far Siddieq, MA. Beliau adalah anak yatim yang ditinggalkan oleh ayahandanya yang terbunuh oleh Gerombolan DI/ TII. Ketika itu beliau 6 bulan berada dalam kandungan Ibunya. Berkat kegigihan dan kesabaran perjuangan hidup dan do’a Ibunya yaitu Ema Juarsih maka lahirlah seorang anak yang selanjutnya dibesarkan dengan penuh kasih sayang dalam kesederhanaan.

Pada suatu sore, Ibunya berpesan pada anaknya agar malam nanti tidak tidur di Mesjid, tapi tidur di rumah. Dan pada waktu tengah malam anaknya dibangunkan, diajak ke kamar untuk diajak shalat malam. Setelah itu disela isak tangis, Ibunya memohon maaf kepadanya, karena tidak mampu menyekolahkan, Sebagai tebusannya Ibunya berjanji akan mencurahkan do’a baginya sambil terbata Ibunya berfatwa :

“ Hidup memang harus mulia, dan kalau mati masuk surga” mulia bisa dengan harta, kita orang miskin, mulia bisa dengan turunan raden, kita rakyat jelata, mulia bisa dengan rupa kita orang biasa, yang paling mungkin untuk kita bisa menjadi mulia hanya dengan ilmu, tuntutlah itu ! “.

Maka dengan motivasi yang diberikan Ibunya, anak itu dengan tekun, kerja keras dan ulet menuntut ilmu kepada beberapa orang kyai sambil tinggal di Pesantren, disamping itu dengan tekun pula menuntut ilmu di Sekolah. Baik Pesantren atau Sekolah yang berada di Desa Jampangkulon sampai ke Pesantren dan sekolah yang berada di Kota Sukabumi. Dan selanjutnya, dengan prestasi yang telah dicapai selama mengikuti pendidikan di Sukabumi anak itu mampu memuntut ilmu pada lembaga pendidikan besar dan terkenal di Jakarta yaitu PTIQ dan IAIN Syarif Hidayatullah. Itulah sekilas kisah anak Desa yang sekarang sukses di Jakarta, yaitu Bapak DR. H. Umay M. Dja’far Siddieq MA.

Sepanjang perjalanan menuntut ilmu yang penuh dengan keprihatinan, terbentuklah hastrat dan cita –citanya, bahwa :


1. Anak Desa yang menuntut ilmu di kota, harus kembali membangun Desanya, sebab kalau tidak, maka Desa akan tetap terbelakang dan ketinggalan, sebagaimana pesan Al-Quran surat 9 ( Al- Taubah ): 122 ;

tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

2. Betapa banyak di Desa yang miskin dan yatim tetapi secara intelegensia potensial, karena factor ekonomi,mereka tidak mampu melanjutkan dan mengembangkan potensi dirinya melalui pendidikan formal. Mereka terpaksa terus berada dalam lingkaran kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan . Dari sini muncul tekadnya, beliau harus berfihak kepada kaum dhua’fa ( yang lemah ) dan memperjuangkan perubahan nasib mereka. Karena kalau tidak, maka menurut Al-Quran ia termasuk pendusta agama, Q.S.107 ( Al- Maun ) : 2 -3 ;

(2). Itulah orang yang menghardik anak yatim,

(3). dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin.


3. Diilhami oleh firman Allah SWT. Dalam Q.S.3 ( Ali Imran ): 112 ;

bahwa Allah akan menimpakan dua bencana kepada manusia, dimana dan kapan pun mereka berada. Yaitu Al- Dzillah ( kehinaan ) dan Al- Maskanah ( kemiskinan ), lalu Allah menawarkan dua solusi untuk mengatasi dua bencana itu, yaitu Hablun minAllah ( tali dari Allah ), Hablun min al-Nas ( Tali dari manusia ). Menurutnya, manusia dalam kehinaan, jika mereka kafir, musyrik dan fasiq kepada Allah, dapat diatasi dengan memasyarakatkan Iman, Islam dan Ihsan. Sementara Kemiskinan meliputi ; Kebodohan, kefakiran, serta keterbelakangan dan harus diatasi dengan Tali dari manusia, yakni dengan kepedulian yang pintar kepada saudaranya yang masih bodoh, yang kaya kepada suadaranya yang miskin, serta yang sudah berperadaban tinggi memajukan suadaranya yang masih terbelakang.

Dengan ayat- ayat Al-Quran di atas, telah merasuk jiwanya dan membulatkan tekad beliau, untuk :

  1. Merealisir rasa syukur kepada Allah SWT serta berterimakasih kepada orang-orang tua asuh yang telah menghantarkan beliau kepada keadaan sekarang yang patut disyukuri, yaitu dengan berfihak kepada kaum yatim dan dhu’afa dalam bentuk bantuan sosial pendidikan.
  2. Membangun Desa dengan Da’wah Pendidikan dan sosial Islam.
  3. Menjadikan dirinya sebagai jembatan umat, antara muslim yang berada di Kota dengan muslim yang berada di Desa.

Itulah latar belakang terwujudnya Pondok pesantren Terpadu Darul ‘Amal dengan Pola anak Asuh yang dikenal dengan nama “ Ashabuddaar “.

Ashabuddaar terdiri dua macam, walaupun secara jelas tidak tercantum dalam ketentuan aturan resmi. Yang pertama adalah Santri Ashabuddaar Kader, yang ditentukan berdasarkan kebijakan pimpinan dan penilaian terhadap seorang santri. Setelah di lihat dari berbagai unsur penilaian serta dianggap layak Maka ditetapkanlah sebagai kader untuk ke depannya dapat mengabdi di Darul ‘Amal. Sehingga baginya dibiayai penuh sampai selesai di perguruan Tinggi. Itu juga setelah mendapat persetujuan dan kesanggupan orangtua asuhn guna membiayainya.

Kemudian yang kedua adalah Ashabuddaar biasa, santri yang diterima sejak masuk kelas satu sampai selesai di kelas enam.

Setiap santri yang mengajukan menjadi Ashabuddaar diharuskan mengisi Kesanggupan selama menjadi santri Ashabuddaar, diantaranya :

  1. Setiap santri harus sanggup mengikuti pendidikan di Pondok Pesantren Terpadu Darul ‘Amal selama 6 tahun.
  2. Apabila keluar dan dikeluarkan sebelum tamat sampai 6 tahun, maka harus mengembalikan seluruh biaya Ashabuddaar yang telah di terima.
  3. Mentaati dan mengikuti tata tertib serta peraturan yang telah ditentukan serta berlaku di Pondok Pesantren Terpadu Darul ‘Amal.
  4. Apabila selama menjadi Ashabuddaar menunjukkan kemalasan dan mengabaikan kesungguhan belajar, dan setelah diberi peringatan dan nasehat tetapi tidak ada perubahan, maka biaya Ashabuddaarnya akan dihentikan.

Aturan Kesanggupan yang di syaratkan bagi santri Ashabuddaar, tiada lain dengan maksud agar mereka dapat belajar dengan baik dan sungguh- sungguh guna menggapai masa depannya yang lebih baik dan berguna bagi dirinya serta bagi umat dan bangsa.

Pola anak asuh dengan nama Ashabuddaar yang dikembangkan di Pondok Pesantren Terpadu Darul Amal yang didukung penuh oleh para Donatur jama’ah pengajian, yang dibimbing langsung oleh Bapak DR. H. Umay Dja’far Siddieq MA, telah memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap lahirnya kader masyarakat yang memiliki wawasan keilmuan dan wawasan keislaman yang lebih maju. Khususnya bagi masyarakat di Wilayah Selatan Kabupaten Sukabumi.

Guna tercapainya sasaran itu, selama belajar di Pondok pesantren Terpadu Darul ‘ Amal diaplikasikan dalam tiga hal utama, yaitu Olah rasa, Olah Rasio dan Olah Raga. Dan dalam tiga hal lainnya yang tak kalah pentingnya yaitu ; Bersatu dalam Aqidah, berjama’ah dalam Ibadah serta Bertoleransi dalam Khilafiyah.

Perjalan panjang yang telah ditempuh sejak tahun 1995 sampai sekarang, dengan jumlah anak awal Ashabuddaar hanya ….. orang dan sekarang telah mencapai ….. orang . termasuk didalamnya yang telah menjadi alumni; baik yang sekarang masih melanjutkan di berbagai perguruan tinggi ataupun yang sudah bekerja dan mengabdi di berbagai lapangan pekerjaan dan lembaga pendidikan .

Pembiayaan yang diperlukan guna mendukung unit satuan upaya Ashabuddaar setiap tahun selalu meningkat sesuai dengan kebutuhan santri yang diterima . Jumlah biaya Ashabuddaar yang diterima dari para orang tua asuh pada tahun pelajaran 2009/ 2010 sekarang ini, telah mencapai rata-rata sebesar Rp. 96.000.000,- ( Sembilan Puluh Enam Juta Rupiah ) setiap bulan. Sedangkan biaya Ashabuddaar bagi Kader yang sedang kuliah adalah Rp. ……………….. Setiap bulannya. Hal ini, sangat patut kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah menggerakkan hamba-Nya kaum Agniya dari Jakarta. Dan sebagai rasa syukur kita kepada Allah SWT. sangat wajar dan pantas apabila setiap santri yang menjadi Ashabuddaar setiap saat ataupun setiap selesai shalat fardhu selalu berdo’a :

Ya Allah Ya Razaak, Ya Fattaah, Ya ‘Aliim, Ya Hakiim,

Puji dan Syukur kupanjatkan kepada-Mu, Engkau telah gerakkan hati-hati hamba-Mu ( seluruh Donatur Darul ‘Amal ), membantu jihadku dijalan-Mu.

Ya Allah balaslah kebaikan mereka dengan pahala berlipat ganda,

Serta dosa dan salahnya dengan ampunan,

Ya Allah, jadikan jiwa-jiwa mereka Mutmainnah, keluarga mereka sakiinah, putra putri mereka sholeh dan sholehah, rizqi mereka melimpah halal dan berkah,

Ya zaljalaali wal ikraam. Wal- Hamdulillaahirabbil ‘alaiin. Amien.